Blogger Template by Blogcrowds and Blogger Styles

.

Oleh: Ulfah Choiriyah


Pendahuluan

Allah SWT. Maha Pencipta alam semesta menciptakan alam semesta dengan segala kebesaran-Nya. Alam semesta kita yang terdiri dari bebagai benda-benda langit, seperti galaksi-galaksi, bintang-bintang, asteroid, dan planet-planet yang mengelilingi matahari sebagai pusat tata surya.
Hingga kini alam semesta yang begitu megah terus-menerus diamati oleh para astronom dari seluruh penjuru dunia. Kian detik, kian menit, kian jam, kian hari, kian bulan dan hingga bertahun-tahun lamanya meraka terus-menerus melakukan penelitian terhadap alam semesta yang diciptakan dengan segala kesempurnaan.
Salah satu diantara penelitian terhadap alam semesta tersebut yaitu penelitian terhadap planet terindah dalam tata surya, planet Saturnus. Penelitian tersebut dimulai oleh pesawat Pioneer-10 (1 September 1979), pesawat Voyager-1 (12 November 1980) dan pesawat Voyager-2 (25 Agustus 1981). Dan kini para filsafat materialistis yang tergabung dalam Wahana Antaraiksa Cassini (1997-2008) masih melakukan penelitian dan penjelajahan ke planet Saturnus. Melalui penelitian dan penjelajahan mereka, kita dapat mengetahui perkembangan dari planet Saturnus.

The Beautiful and Unique Planet

Saturnus adalah planet terbesar di tatanan tata surya setelah Jupiter. Planet ini berdiameter lebih dari 120.000 kilometer di ekuator dan 107.000 kilometer di kutub, hampir sepuluh kali lebih besar dari diameter bumi. Menurut para peneliti, planet Saturnus memiliki komposisi yang hampir sama dengan planet Jupiter. Massa planet Saturnus juga 95 lebih besar dari massa bumi, tetapi massa jenis rata-ratanya hanya 0.705 g/cm3. Dengan masa jenis yang kecil tersebut, Saturnus akan terapung pada permukaan air.
Jarak Saturnus ke matahari dua kali lebih jauh dari jarak Jupiter ke matahari. Panas matahari yang diterimanya hanya seperseratus dari panas yang diterima oleh bumi, sehingga planet Saturnus relatif lebih dingin. Dari pengukuran sinar inframerah menunjukkan suhu di atas awannya mencapai -170ÂșC. Atmosfer bagian atasnya mengandung metana dan sedikit amoniak serta hidrogen dalam bentuk molekul. Karena suhunya sangat dingin, banyak amoniak yang membeku dan membentuk awan tebal pada lapisan terbawah atmosfernya.
Yang menarik dari Saturnus adalah dimilikinya cincin-cincin indah yang mengitari tubuhnya. Cincin-cincin yang simetris itu menampakkan keindahan yang tidak tertandingi dan tidak dimiliki oleh planet lainnya di tata surya kita. Cincin-cincin tersebut akan tampak 30% lebih cemerlang, ketika posisi bumi berada di antara Saturnus dan matahari. Keunikan lain, Saturnus mempunyai jumlah satelit yang lebih banyak dari Jupiter. Ada 18 satelit yang selalu setia mengedarinya. Bulan terbesar yang dimilikinya disebut Titan, yang memiliki atmosfer tebal dan terdiri dari nitrogen. Kedelapan belas satelit alamnya ini tersebar antara jarak 133.600 kilometer sampai hampir 13.000.000 kilometer dari planet Saturnus. Dari Voyager-1 dikonfirmasikan masih ada sekitar lima buah satelit lagi di sekitar planet Saturnus, yang tampak saat posisi bumi sebidang dengan cincin saturnus. Karena keindahan dan keunikan yang dimilikinya itu, planet Saturnus disebut sebagai “Permata Tata Surya”.

Wahana Atariksa Cassini (1997-2008)

Wahana Antariksa Cassini adalah wahana ruang angkasa pertama yang misinya mengorbit di planet Saturnus serta wahana induk yang membawa wahana pendarat Huygens. Cassini-Huygens merupakan proyek kerjasama antara Badan Antariksa AS, NASA dan Badan Antariksa Eropa (ESA), serta badan Antariksa Italia.
Misi utama Wahana Antariksa Cassini dilakukan selama 4 tahun. Peluncuran Wahana Antariksa Cassini dimulai sejak 15 Oktober 1997 dari Cape Canaveral Air Force Station, FL. Kemudian mereka mencapai planet Venus pada 26 April 1998 dengan jarak 234 kilometer (176 mil) dan pada 24 Juni 1999 dengan jarak 600 kilometer (370 mil). Mereka dapat sampai di Jupiter dengan jarak 10 juta kilometer (6 juta mil) pada 30 Desember 2000. Dan mereka dapat mencapai Saturnus pada tanggal 30 Juni 2004 (PDT) atau 1 Juli 2004 (UTC). Penyelidikan satelit Huygens ke Titan dilakukan pada 24 Desember 2004 dan berhasil mencapai Titan pada 14 Januari 2005.

Perkembangan Saturnus dengan Wahana Antariksa Cassini

Planet Saturnus yang memiliki ciri khas begitu indah menjadi daya tarik astronom di seluruh belahan dunia untuk meneliti keindahan dan keunikannya itu. Termasuk Wahana Antariksa Cassini yang terus menerus melakukan penelitian dan penjelajahan terhadap planet indah itu.
Sejak diluncurkan pada 15 Oktober 1997 hingga keberhasilanya mencapai Titan, bulan terbesar dari planet Saturnus pada 14 Januari 2005, planet Saturnus terus mengalami perkembangan penelitian.
Pada 27 Maret 2004, Cassini mengambil gambar terbaru Saturnus yang diambil dari jarak 48 kilometer. Gambar ini merupakan gabungan dari tiga foto, masing-masing dengan filter merah, hijau dan biru. Dalam foto tersebut, terlihat warna-warna atmosfer Saturnusyang bervariasi dan cincin-cincinnya yang semakin jelas.
Pada bula April 2004 Cassini berhasil melihat bulan-bulan penggembala di Saturnus. Saat dalam perjalanan menuju Saturnus pada jarak 55,5 juta kilometer cincin planet tersebut agar tetap berada pada tempatnya. Kedua bulan tersebut yaitu Prometheus dan Pandora memiliki gaya gravitasi yang membuat stabil cincin F Saturnus, tetapi keduanya juga memberi efek orbit cincin F tidak beraturan saat keduanya saling menghampiripada jarak amat dekat. Menurut para ilmuwan, dua bulan tersebut memberi pengaruh gravitasi pada partikel-partikel penyusun cincin F. Pandora yang berada di luar cincin menjaga cincin F agar tidak menyebar keluar dari Saturnus. Dan Prometheus yangberada di dalam mencegah cincin F jatuh ke planet tersebut.
Pada bulan Mei 2004, Cassini-Huygens telah melihat Titan, bulan terbesar planet Saturnus yang diyakini memiliki lautan dan danau-danau luas. Sebelumnya, Hubbel telah berhasil mengidentifikasi sebuah wilayah luas di Titan yang disebut Xanadu. Akan tetapi kini Cassini melihatnya dalam bentuk daratan yang terang. Selain itu, saat Cassini semakin mendekati Saturnus, Cassini juga mengirimkan foto-foto mengagumkan yang memperlihatkan garis-garis awan berwarna terang dan gelap di atmosfer planet bercincin tersebut. Bagian yang berwarna gelap adalah daerah yang bebas dari awan-awan tinggi. Sedangkan bagian berwarna terang adalah wilayah dimana awan-awan tebal dan tinggi menyelimuti bagian bawah yang temaram. Pita-pita awan yang merupakan karakteristik khas Saturnus ini berputar dengan kecepatan berbeda-beda yang disebabkan adanya perbedaan gerakan diantara lapisan awan atau adanya kekuatan lain di bawah lapisan awan yang menggerakkannya.
Pada bulan Juli 2004, untuk pertama kalinya sejak Wahana Antariksa Cassini mengorbit, mengirim foto cincin Saturnus dengan gambar paling baik. “Ini benar-benar harta karun”, sebut Bonnie Buratti, seorang imuwan misi Cassini yang akan menggunakan wahana ruang angkasa untuk pemetaan secara inframerah. Cincin-cincin yang merupakan benda angkasa paling cemerlang ditata surya terbentang ratusan ribu kilometer mengelilingi Saturnus, dan terdiri dari partikel debu, bebatuan dan es. “Satu pertanyaan paling fundamental yang ingin kita ketahui jawabannya dari misi ini, adalah hubungan antara cincin-cincin dan satelit-satelit Saturnus”, sebut Buratti. Para ilmuwan yakin cincin-cincin Saturnus merupakan model bagaimana planet-planet bahkan galaksi-galaksi, bergabung dari awan-awan gas dan partikel yang menyebar pada saat permulaan alam semesta. “Kami akan mempelajari lebih banyak lagi mengenai hubungan cincin-cincin itu dengan satelit-satelitnya. Serta banyak model yang dapat dicoba dan diterapkan untuk mengetahui pembentukan galaksi dan asal-usul tata surya kita.” jelas Buratti. Saturnus mempinyai 7 cincin utama, yang diberi tanda huruf alphabet, yaitu D, C, B, A, F, G dan E. Diantara cincin tersebut terdapat ruang. Cassini menggunakan salah satu ruang terluar itu untuk memasuki orbit Saturnus.
Setelah satu tahun mengorbit di Saturnus, pada bulan Juli 2005 Wahana Antariksa Cassini menemukan sistem cincin Saturnus yang menakjubkan ternyata memiliki atmosfer sendiri, terpisah dari atmosfer planet Saturnus. Selain itu, Cassini juga mendapati bahwa Saturnus berotasi tujuh menit lebih lambat dibanding ketika wahana-wahana antariksa lain mengukur perputarannya. Dengan terbang dekat di sekitar sistem cincin, Cassini dapat melihat bahwa atmosfer disana, utamanya terdiri dari oksigen molekuler (O2).
Selain itu, Wahana Antariksa Cassini juga menemukan cincin baru Saturnus.Gambar yang diambil oleh Wahana Antariksa Cassini menunjukkan suatu cincin baru di sekeliling planet Saturnus. Pemandangan mengejutkan lainnya berupa kabut dari material es yang terlontar dari Enceladus, salah satu bulan Saturnus, hingga mencapai cincin E Saturnus. Material tersebut berasal dari geyser di kutub selatan Encelasus. Gambar tersebut didapat dengan memanfaatkan momen terjadinya okultasi, dimana saat itu Cassini berada di salah satu sisi Saturnus sementara Matahari berada di sisi sebaliknya. Cahaya latar dari Matahari dipantulkan oleh cncin Saturnus saat terjadinya okultasi memungkinkan Cassini untuk memetakan keberadaan partikel mikroskopis di sepanjang system cincin yang biasanya tidak terlihat. Seperti yang telah dijelaskan sistem cincin Saturnus terbagi menjadi 7 bagian, masing-masing dinamai dengan huruf alphabet. Pembagian tersebut, mulai dari cincin terdalam sampai yang paling luar, adalah D, C, B, A, F, G dan E. Cincin baru yang ditemukan adalah sebuah fitur samar yang terletak di luar cincin utama yang lebih cemerlang, diantara cincin G dan E. Cincin tersebut berhubungan dengan orbit bulan Saturnus, yaitu Janus dan Epimetheus.

Penutup

Dalam penelitian para astronom yang dimulai oleh pesawat Pioneer-10 (1979) dan hingga saat ini Wahana Antariksa Cassini (1997-2008), planet terindah dalam tata surya, planet Saturnus terus-menerus mengalami perkembangan. Sebelumnya kita belum mengetahui cincin-cincin, bulan, satelit, dan bahkan planet Saturnus sendiri. Tapi dengan kecermatan para astronom, kini kita dapat mengetahui alam semesta beserta isinya yang harus kita ketahui. Termasuk planet Saturnus sebagai anggota dari tata surya kita. Kini kita dapat mengetahui perkembangan yang terjadi pada alam semesta kita juga planet Saturnus yang memiliki banyak keunikan.

Jakarta Timur, 1 September 2007


GLOSARIUM

1. Alam semesta : jagat raya.
2. Amoniak : senyawa NH3.
3. Antariksa : angkasa; angkasa luar.
4. Atmosfer : udara yang menyelimuti bumi.
5. Asteroid : benda antar planet berupa bongkah batuan, yang terdapat dalam sebuah sabuk antara Mars dan Jupiter.
6. Astronom : ahli perbintangan, matahari, planet, dll.
7. Bulan : satelit alamiah.
8. Bintang : sumber cahaya (matahari, bintang).
9. Debu : abu; serbuk halus.
10. Ekuator : garis khatulistiwa.
11. Es : air yang beku.
12. Filter : tapisan; saringan.
13. Galaksi : susunan benda-benda langit di alam semesta.
14. Gravitasi : gaya tarik bumi.
15. Hidrogen : unsur kimia yang berbentuk gas yang terdapat di alam.
16. Metana : senyawa hidrokarbon (alkana).
17. Molekul : bagian benda yang paling kecil.
18. Orbit : tempat beredarnya planet untuk mengelilngi matahari dan porosnya.
19. Partikel : sebutir; sebiji; kata bagian.
20. Permata : batu yang berwarna dan berharga seperti intan, berlian, nilam, dsb.
21. Planet : suatu benda gelap yang mengorbit sebuah bintang.
22. Relatif : tidak mutlak; nisbi.
23. Satelit : suatu benda kecil yang mengitari sebuah planet sebagai pengiring.
24. Simetris : kedua belah bagiannya sama.
25. Wahana : wadah; perkumpulan.
26. Mikroskopis : benda yang sangat kecil dan halus.


DAFTAR PUSTAKA

Ruwanto, Bambang. 2005. Asas-Asas Fisika 1A. Edisi ke-2. Cetakan ke-2. Yogyakarta: Yudhistira.
Ali Muhammad. _____. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern. Jakarta: Pustaka Amani.
Savage, Donald, Martinez, Carolina, Bonacina, Franco. 2004. Cassini-Huygens Saturn Arrival. National Aeronautics and Space Administration http://saturn.jpl.nasa.gov.
British National Space Centre (BNSC). 2004. Cassini-Huygens Understanding Saturn. www.bnsc.gov.uk.

Postingan Lebih Baru Beranda

Shinee - Minho