Blogger Template by Blogcrowds and Blogger Styles

.

PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN (PENDAYAGUNAAN)
SUMBER DAYA ALAM

oleh: Ulfah Choiriyah

Sumber Daya Alam (biasa disingkat SDA) adalah potensi sumber daya yang terkandung dalam bumi, air dan dirgantara yang dapat didayagunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kepentingan pertahanan negara.
Jenis-jenis Sumber Daya Alam, meliputi:
 SDA dibagi menjadi dua yaitu SDA yang dapat diperbaharui dan SDA yang tidak dapat diperbaharui.
1. SDA yang dapat diperbaharui meliputi air, tanah, tumbuhan dan hewan. SDA ini harus kita jaga kelestariannya agar tidak merusak keseimbangan ekosistem.
2. SDA yang tidak dapat diperbaharui itu contohnya barang tambang yang ada di dalam perut bumi seperti minyak bumi, batu bara, timah dan nikel. Kita harus menggunakan SDA ini seefisien mungkin. Sebab, seperti batu bara, baru akan terbentuk kembali setelah jutaan tahun kemudian.
 SDA juga dapat dibagi menjadi dua yaitu SDA hayati dan SDA non-hayati.
1. SDA hayati adalah SDA yang berasal dari makhluk hidup (biotik). Seperti: hasil pertanian, perkebunan, pertambakan dan perikanan.
2. SDA non-hayati adalah SDA yang berasal dari makhluk tak hidup (abiotik). Seperti: air, tanah, barang-barang tambang.
Sumber Daya Alam dapat dimanfaatkan dalam banyak hal. Seperti manfaat tumbuhan antara lain:
• Menghasilkan oksigen bagi manusia dan hewan.
• Mengurangi polusi karena dapat menyerap karbondioksida yang dipakai tumbuhan untuk proses fotosintesis.
• Mencegah terjadinya erosi, tanah longsor dan banjir.
• Bahan industri, misalnya kelapa sawit bahan industri minyak goreng.
• Bahan makanan, misalnya padi menjadi beras.
• Bahan minuman, misalnya teh dan jahe.
Persebaran sumber daya alam tidak selamanya melimpah, ada beberapa sumber daya alam yang terbatas jumlahnya. Terkadang dalam proses pembentukannya membutuhkan jangka waktu yang relatif lama dan tidak dapat di tunggu oleh tiga atau empat generasi keturunan manusia.
Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang tersedia di alam dan dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia. Sumber daya alam dibagi menjadi dua, yaitu: sumber daya alam yang dapat diperbarui dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.
Sumber daya alam yang dapat diperbaharui adalah sumber daya alam yang dapat diusahakan kembali keberadaannya dan dapat dimanfaatkan secara terus-menerus, contohnya: air, udara, tanah, hewan dan tumbuhan.
 Air
Air merupakan kebutuhan utama seluruh makhluk hidup. Bagi manusia selain untuk minum, mandi dan mencuci, air bermanfaat juga:
1. sebagai sarana transportasi
2. sebagai sarana wisata/rekreasi
3. sebagai sarana irigasi/pengairan
4. sebagai PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
Cekungan di daratan yang digenangi air terjadi secara alami disebut danau, misalnya Danau Toba di Sumatera Utara. Sedangkan cekungan di daratan yang digenangi air terjadi karena buatan manusia disebut waduk, misalnya waduk Sermo di Kulon Progo dan Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri (Jateng).
 Udara
Udara yang bergerak dan berpindah tempat disebut angin. Lapisan udara yang menyelimuti bumi disebut atmosfer. Lapisan Ozon berfungsi untuk melindungi bumi dari sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh matahari.
 Tanah
Tanah adalah lapisan kulit bumi bagian atas yang terbentuk dari pelapukan batuan dan bahan organik yang hancur oleh proses alamiah. Tanah banyak dimanfaatkan untuk menanam sumber daya alam pertanian. Pertanian meliputi tanaman untuk makanan pokok, seperti padi, jagung dan sagu. Palawija terdiri dari ubi-ubian dan kacang-kacangan, dan holtikultura yang meliputi berbagai jenis sayuran dan buah-buahan.
 Hewan
Hewan di Indonesia dapat digolongkan menjadi dua, yaitu hewan liar dan hewan piaraan. Hewan liar ialah hewan yang hidup di alam bebas dan dapat mencari makan sendiri, misalnya dari jenis burung, ikan dan serangga. Hewan piaraan ialah hewan yang dipelihara untuk sekadar hobi atau kesenangan semata, misalnya burung perkutut, marmut, kucing dan kakaktua. Hewan ternak ialah hewan yang dikembangbiakkan untuk kemudian dimanfaatkan atau diperjualbelikan.
 Tumbuhan
1. Hutan
Hutan merupakan sebuah areal luas yang ditumbuhi beraneka ragam pepohonan. Dilihat dari jenis pohonnya, hutan dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
• Hutan Homogen ialah hutan yang ditumbuhi oleh satu jenis pohon/tanaman, misal: hutan jati, hutan pinus, hutan cemara dll.
• Hutan Heterogen ialah hutan yang ditumbuhi oleh berbagai jenis pohon/tanaman.
Dilihat dari arealnya, hutan dapat dibagi menjadi lima, yaitu sebagai berikut:
1. Hutan lindung ialah hutan yang berfungsi melindungi tanah dari erosi, banjir dan tanah longsor.
2. Hutan produksi ialah hutan yang berfungsi untuk menghasilkan berbagai produk industri dan bahan perlengkapan masyarakat, seperti kayu lapis, mebel, bahan bangunan dan kerajinan tangan.
3. Hutan wisata ialah hutan yang ditujukan khusus untuk menarik para wisatawan domestik (dalam negeri) maupun wisatawan mancanegara.
4. Hutan suaka alam ialah hutan yang berfungsi memelihara dan melindungi flora (tumbuhan) dan fauna (hewan).
5. Hutan Mangrove ialah hutan bakau di tepi pantai yang berfungsi untuk menghindari daratan dari abrasi.
Hasil hutan yang dapat dimanfaatkan oleh kita yaitu: kayu (jati, pinus, cemara, cendana), damar, rotan, bambu dll. Erosi ialah pengkisan tanah yang disebabkan oleh air hujan. Reboisasi ialah penanaman/penghijauan kembali hutan yang telah gundul. Abrasi ialah penyempitan daratan akibat pengikisan tanah yang disebabkan oleh air laut. Korasi ialah pengikisan daratan yang disebabkan oleh angin.
2. Pertanian
Pertanian di Indonesia menghasilkan berbagai macam tumbuhan, antara lain padi, jagung, kedelai, sayur-sayuran, cabai, bawang dan berbagai macam buah-buahan, seperti jeruk, apel, mangga, dan durian. Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena sebagian besar penduduk Indonesia mempunyai pencaharian di bidang pertanian atau bercocok tanam.
3. Perkebunan
Jenis tanaman perkebunan yang ada di Indonesia meliputi karet, cokelat, teh tembakau, kina, kelapa sawit, kapas, cengkih dan tebu. Berbagai jenis di antara tanaman tersebut merupakan tanaman ekspor (kegiatan mengirim barang ke luar negeri ) yang menghasilkan devisa (tabungan bagi negara ).
Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui adalah sumber daya alam yang apabila digunakan secara terus-menerus akan habis. Biasanya sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui berasal dari barang tambang (minyak bumi dan batu bara) dan bahan galian (emas, perak, timah, besi, nikel dan lain-lain).
 Batu Bara
Batu bara berasal dari tumbuhan purba yang telah mati berjuta-juta tahun yang lalu. Batu bara banyak digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan industri dan rumah tangga.
 Minyak Bumi
Minyak bumi berasal dari hewan (plankton) dan jasad-jasad renik yang telah mati berjuta-juta tahun.
 Emas dan Perak
 Besi dan Timah
Besi berasal dari bahan yang bercampur dengan tanah, pasir dan sebagainya. Besi merupakan bahan endapan dan logam yang berwarna putih. Timah berasal dari bijih-bijih timah yang tersimpan di dalam bumi.
Sumber daya alam dan lingkungan hidup merupakan sumber yang
penting bagi kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya. Sumber daya alam menyediakan sesuatu yang diperoleh dari lingkungan fisik untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia, sedangkan lingkungan merupakan tempat dalam arti luas bagi manusia dalam melakukan aktifitasnya. Untuk itu, pengelolaan sumber daya alam seharusnya mengacu kepada aspek konservasi dan pelestarian lingkungan. Eksploitasi sumber daya alam yang hanya berorientasi ekonomi hanya membawa efek positif secara ekonomi tetapi menimbulkan efek negatif bagi kelangsungan kehidupan umat manusia. Oleh karena itu pembangunan tidak hanya memperhatikan aspek ekonomi tetapi juga memperhatikan aspek etika dan sosial yang berkaitan dengan kelestarian serta kemampuan dan daya dukung sumber daya alam. Pembangunan sumber daya alam dan lingkungan hidup menjadi acuan bagi kegiatan berbagai sektor pembangunan agar tercipta keseimbangan dan kelestarian fungsi sumber daya alam dan lingkungan hidup sehingga keberlanjutan pembangunan tetap terjamin. Pemanfaatan sumber daya alam seharusnya memberi kesempatan dan ruang bagi peranserta masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
Peranan pemerintah daerah sangat diperlukan dalam perumusan kebijakan pengelolaan sumber daya alam terutama dalam rangka perlindungan dari bencana ekologis. Sejalan dengan otonomi daerah, kontrol masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup merupakan hal yang penting. Dengan demikian hak dan kewajiban masyarakat untuk memanfaatkan dan memelihara keberlanjutan sumber daya alam dan lingkungan harus dapat dioptimalkan.
Kesalahan dalam pengelolaan dapat berpotensi mempercepat terjadinya kerusakan sumber daya alam, termasuk kerusakan hutan lindung, pencemaran udara, hilangnya keanekaragaman hayati, kerusakan konservasi alam, dan sebagainya. Meningkatnya intensitas kegiatan penduduk dan industri perlu dikendalikan untuk mengurangi kadar kerusakan lingkungan di banyak tempat yang antara lain berupa pencemaran industri, pembuangan limbah yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan kesehatan, penggunaan bahan bakar yang tidak aman bagi lingkungan, kegiatan pertanian, penangkapan ikan, dan eksploitasi hutan lindung yang mengabaikan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
Dengan memperhatikan permasalahan dan kondisi sumber daya alam dan lingkungan hidup dewasa ini, maka kebijakan di bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup ditujukan pada upaya:
1. Mengelola sumber daya alam, baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui melalui penerapan teknologi ramah lingkungan dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampungnya.
2. Memberdayakan masyarakat dan kekuatan ekonomi dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
3. Memelihara kawasan konservasi yang sudah ada dan menetapkan kawasan konservasi baru di wilayah tertentu.
4. Mengikutsertakan masyarakat dalam rangka menanggulangi permasalahan lingkungan.
Sasaran yang ingin dicapai adalah terwujudnya pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pengelolaan dan perawatan sumber daya alam sama pentingnya dengan menumbuhkannya. Jika tidak dilakukan maka akan menyebabkan degradasi lahan, misalnya:
1. Pengelolaan tanah yang efektif memerlukan pengelolaan pupuk terpadu untuk mempertahankan tingkat produktifitas tanaman pangan. Talud saja tidak cukup.
2. Pengelolaan air yang meliputi kegiatan untuk meningkatkan penggunaan air secara effisien seperti pengontrolan air yang berlebihan, penggunaan sistem irigasi drip (menetes) atau pot (lubang didalam tanah), penanaman sistem tadah hujan, penanaman yang tidak membutuhkan banyak air dll.
3. Pengelolaan sumber daya alam seperti hutan, padang rumput, lahan kritis, penampungan air bersih dll. meliputi penyusunan strategi yang melibatkan penduduk yang mengelola sumber daya alam tersebut. (perlindungan hutan dengan menggunakan dana dari proyek tidaklah cukup).
Sumber daya alam semakin menjadi subyek persaingan yang ketat. Pada kebanyakan kasus, ada beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut, yang mencakup:
1. Perubahan demografis (misalnya pertumbuhan populasi, migrasi, dan urbanisasi penduduk).
2. Tekanan pasar (misalnya meningkatnya komersialisasi, intensifikasi dan swastanisasi ekonomi lokal, semakin terintegrasinya ekonomi nasional dan global, reformasi ekonomi).
3. Perubahan-perubahan lingkungan yang memaksa orang-orang untuk mengubah strategi-strategi kehidupan mereka (misalnya banjir, kekeringan yang berulang-ulang, perubahan aliran sungai, perubahan migrasi satwa liar).
Hal-hal ini dapat memaksa orang-orang untuk melampaui batas-batas pemanenan yang berkelanjutan dari sumber daya yang dapat diperbaharui (hutan, aliran air, padang rumput, sumber daya laut, satwa liar, dan tanah pertaian). Di daerah-daerah dimana jumlah orang meningkat, sumber daya yang tersedia perlu dibagi diantara para pihak yang memanfaatkan sumber daya, yang lebih banyak dengan kepentingan yang berbeda-beda. Para pengguna ini mencakup mulai dari para petani yang mencari akses ke lahan pertanian, peternak yang membutuhkan sumber daya padang rumput untuk ternaknya, dan penduduk kota yang membutuhkan daging, ikan, dan biji-bijian yang lebih banyak.
Jaminan atas akses ke sumber daya dapat menjadi perhatian utama orang-orang bila sumber daya tersebut langka. Sebuah contoh penting adalah kelangkaan air di daerah-daerah kering (arid) atau semi kering atau semi-ringkai (semi-arid). Karena air bersih sangat dibutuhkan bagi kehidupan, sedangkan air tidak dapat dibuat atau ditanam, maka akses ke air dapat menjadi pusat suatu perselisihan. Meskipun demikian, persaingan yang meningkat tidak selalu menjadi satu-satumya penyebab konflik. Ada empat kondisi penting yang mempengaruhi bagaimana akses
ke sumberdaya menjadi diperebutkan, yaitu:
1. Kelangkaan sumberdaya alam.
2. Sejauh mana suatu pasokan dibagi oleh dua kelompok atau lebih.
3. Kekuasaan relatif dari kelompok-kelompok tersebut.
4. Tingkat ketergantungan atas sumberdaya tertentu, atau kemudahan akses ke sumber daya alternatif.
Tentu saja meningkatnya permintaan akan sumber daya dapat menghasilkan tanggapan-tanggapan lain selain konflik. Misalnya, keadaan tersebut dapat mendorong dilakukannya intensifikasi pertanian (penggunaan pupuk, pembuatan teras, irigasi, budidaya tanaman campuran, pemeliharaan ternak dalam kandang, penanaman pohon, dan lain-lain), meningkatnya ketergantungan pada sumber pendapatan yang berasal dari sektor non-pertanian, atau peningkatan komersialisai produksi. Adaptasi-adaptasi baru ini mungkin pada gilirannya dapat menghasilkan konflik sejalan dengan berubahnya pola penggunaan sumber daya.


DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_alam.
http://www.bappedajakarta.go.id/download/renstrada/Renstrada_Bab11.pdf.
http://www.recoftc.org/site/fileadmin/docs/CABS/manuals/Conflict-Bahasa/All.Teknik.Perundingan_5_2.pdf.

STOIKIOMETRI

EXPERIMENT REPORT OF 1ST BASIC CHEMISTRY

STOIKIOMETRI


Name : Ulfah Choiriyah

NIM : 3325090132

Study Program : Chemistry

Group : 4th

Experiment date : Monday, October 19th 2009

Gathering date : Monday, October 26th 2009

Lecturer : Arif Rahman, M. Si.

Lecturer assistant : 1. Endang Retno L.

2. Enizar Rizki

3. Qomarudin

CHEMISTRY MAJORS

MATHEMATICS AND NATURAL SCIENCES FACULTY

STATE UNIVERSITY OF JAKARTA

2009


STOIKIOMETRI

I. Purpose

1. 1. Determine the coefficient number of Sodium Hydroxide (NaOH) with Copper (II) Sulfate (CuSO4).

1. 2. Determine the mass of sediment produced.

1. 3. Know the relation between mole NaOH and CuSO4 and it coefficient.

1. 4. Use the concept of constrictor reaction.

1. 5. Know the chemistry denaturing perceived.

1. 6. Make a graphic of VT (Volume-Temperature).

1. 7. Determine the formula of compound empiric.

II. Theory

Coefficient in a reaction equation is a comparison where a molecule of a substance reacts with different molecule form an other substance. (1) (Braddy, James E. 1998. Kimia Universitas Asas dan Struktur Edisi Kelima Jilid Satu. Jakarta: Binarupa Aksara)

Reaction coefficient determined by calculation or pass by experiment. One of easy way to study the stoikiometri of some reaction is by experiment. The method that used is continous variational method that is conducted in one experiment consecution from a reaction where mole of amount all same reactions, but mole amount each substance reacts different each other or vary.

One of physics characteristic dan chemistry characteristic who can controlled in a chemistry reaction is mass, volume and temperature. Because the amount reacts different change, the three of chemistry characteristic applicable to forecasts the number of reaction coefficient.

Stoikiometri explained the calculation of mole concept. If the mole related with the particle amount:

JP = n x L

notes:

JP = particle amount

n = mole

L = number of Avogadro = 6,02 x 1023

If the mole related with the mass:

m = n x Ar/Mr

notes:

m = massa (gr)

n = mole

Ar/Mr = atomic mass number / compound mass number

And if the mole related with the volume:

V = n x 22,4 (STP condition)

V = volume (L)

n = mole

And if the condition not STP, T > 00C and P > 1 atm

PV = nRT

P = pressure (atm)

V = volume (L)

n = mole

R = 0,08205

T = temperature (0C) (2) (Tritiyatma & Yusmaniar. 2008. Buku Petunjuk Praktikum Kimia Dasar I. Jakarta: UNJ)

In this experiment, the chemistry characteristic that will be perceived is mass from the product of reaction. And it will use the equation:

n = M x V

With known its substance mole, we can determine the mass of product substance in a chemistry reaction. In other hand, we can determine the number of coefficient reaction and determine the constrictor reaction and mass of product substance.

III. Tools and Materials

3. 1. Tools

3. 1. 1 Chemistry glass 100 mL 5 units

3. 1. 2 Measure glass 50 mL 1 unit

3. 1. 3 Funnel 1 unit

3. 1. 4 Douche bottle 1 unit

3. 1. 5 Churn bar 1 unit

3. 1. 6 Weighing-machine

3. 1. 7 Watch glass 3 units

3. 2. Materials

3. 2. 1 Paper filters 3 sheets

3. 2. 2 Sodium hydroxide (NaOH) 0,5 M 100 mL

3. 2. 3 Copper (II) sulfate (CuSO4) 0,5 M 100 mL

3. 2. 4 Aquades

IV. Procedure

4. 1. Provide two unit of chemistry glasaes 100 mL, then content with NaOH sollution 10 mL and 20 mL.

4. 2. Take two unit of chemistry glasses 100 mL again, then content each with CuSO4 sollution 40 mL and 30 mL.

4. 3. Pour the CuSO4 sollution slowly into NaOH sollution, until happened the sediment and let a few moments till all sediments down through the base of chemistry glass.

4. 4. Filter the sediment with paper filter that has been known the weight, then clean the sediment with aquades and dry then measure it. And note the weight of sediment produced.

4. 5. Conduct this experiment in accordance with the following tables:

Sollution

Volume (mL)

NaOH

10

30

40

CuSO4

40

20

10

4. 6. Make graphic who show the mole of NaOH as the axis of the basic and the weight of sediment as the axis of the ordinate.

4. 7. Crosscut dot of the left line and right line show the comparison of mole NaOH with CuSO4.

V. Experiment Data

5. 1. Mass of sediment

Experiment

1

2

3

mole NaOH (x 10-3)

5

15

20

mole CuSO4 (x 10-3)

20

10

5

Mass of sediment + paper filter

1,2369

1,6932

1,5097

Mass of paper filter

1,0569

1,0709

1,0658

Mass of sediment (grams)

0,1800

0,6223

0,4439

5. 2. Result of Colour

Experiment to-

Mixture NaOH + CuSO4

Mixture after filtered

Colour of sollution

Colour of sediment

Colour of filtrate

Colour of sediment

1

light blue

white

light blue

blue tosca

2

black and blue

light blue, black

transparent

browny green

3

dark blue

dark blue

transparent

black and green

VI. Calculation

6. 1. 1st experiment (10 mL NaOH 0,5 M + 40 mL CuSO4 0,5 M)

2 NaOH (aq) + CuSO4 (aq) à Na2SO4 (aq) + Cu(OH)2 (s)

m 5 20

r 5 2,5 2,5 2,5

s - 17,5 2,5 2,5

à mole Cu(OH)2 sediment = 2,5 mmole = 2,5 x 10-3 mole

à Mr of Cu(OH)2 = 65,3 + 2(16) + 2(1)

= 99,3 grams/mole

So, mass of Cu(OH)2 = n . Mr

= (2,5 x 10-3 mole) (99,3 grams/mole)

= 0,24825 grams of Cu(OH)2 sediment

And the mass of Cu(OH)2 sediment from the result of weighing is 0,1800 grams.

% result = actually result x 100%

theoretical result

Then, % sediment result = actually mass x 100%

theoretical mass

= 0,1800 grams x 100%

0,24825 grams

= 0,7250 x 100%

= 72,50 %

6. 2. 2nd experiment (30 mL NaOH 0,5 M + 20 mL CuSO4 0,5 M)

2 NaOH (aq) + CuSO4 (aq) à Na2SO4 (aq) + Cu(OH)2 (s)

m 15 10

r 15 7,5 7,5 7,5

s - 2,5 7,5 7,5

à mole Cu(OH)2 sediment = 7,5 mmole = 7,5 x 10-3 mole

à Mr of Cu(OH)2 = 65,3 + 2(16) + 2(1)

= 99,3 grams/mole

So, mass of Cu(OH)2 = n . Mr

= (7,5 x 10-3 mole) (99,3 grams/mole)

= 0,74475 grams of Cu(OH)2 sediment

And the mass of Cu(OH)2 sediment from the result of weighing is 0,6223 grams.

% result = actually result x 100%

theoretical result

Then, % sediment result = actually mass x 100%

theoretical mass

= 0,6223 grams x 100%

0,74475 grams

= 0,8355 x 100%

= 83,55 %

6. 3. 3rd experiment (40 mL NaOH 0,5 M + 10 mL CuSO4 0,5 M)

2 NaOH (aq) + CuSO4 (aq) à Na2SO4 (aq) + Cu(OH)2 (s)

m 20 5

r 10 5 5 5

s 10 - 5 5

à mole Cu(OH)2 sediment = 5 mmole = 5 x 10-3 mole

à Mr of Cu(OH)2 = 65,3 + 2(16) + 2(1)

= 99,3 grams/mole

So, mass of Cu(OH)2 = n . Mr

= (5 x 10-3 mole) (99,3 grams/mole)

= 0,4965 grams of Cu(OH)2 sediment

And the mass of Cu(OH)2 sediment from the result of weighing is 0,4439 grams.

% result = actually result x 100%

theoretical result

Then, % sediment result = actually mass x 100%

theoretical mass

= 0,4439 grams x 100%

0,4965 grams

= 0,8940 x 100%

= 89,40 %

VII. Data Analysis

Stoikiometri experiment wich conducted aim to determine the mass of sediment which resulted from the chemical reaction of Sodium Hydroxide (NaOH) and Copper (II) Sulfate (CuSO4).

The equational reaction that occur between NaOH and CuSO4 is:

2 NaOH (aq) + CuSO4 (aq) à Na2SO4 (aq) + Cu(OH)2 (s)

Reaction between NaOH solution and CuSO4 solution produced Natrium Sulfate (Na2SO4) solution and Copper (II) Hydroxide (Cu(OH)2) sediment. In this experiment, after the the sediment formed, NaOH solution and CuSO4 solution filtered by paper filter that has been weighed previously. After the sediment and the solution separated, the sediment dried, then weighed to know the mass of Cu(OH)2 sediment. But, the mass of sediment by weighed must lessned with the mass of paper filter that we known the mass, then we get the mass of Cu(OH)2 sediment.

Sediment is the material that separated as the solid phase that came out from the sollutions. The sediment can be a crystal or colloid, and can produced by the sollutions by filtering or centrifuging. In our experiment that we do, there is stand-out the sediment is Cu(OH)2 sediment, and the Na2SO4 dissolved in the sollutions.

To know the mass of sediment can doing by stoikiometri calculating by constrictor reaction. After we known the mass of Cu(OH)2 sediment from the result of weighing (actually) and the mass from calculated (theoretically), we can calculate the percent result (% result) with the formula:

% result = actually result x 100%

theoretical result

On the ather hand, the mass of Cu(OH)2 sediment that we get from the weighing and calculating representated by graphic. In this experiment we necessary known that the sediment will weighing has been dry, that the weighing can produced the accurate resulted. But we must make the Cu(OH)2 sediment not to stand still in a long time because it can caused the phase and colour of the substances change caused by oxidize substances.

This stoikiometri experiment proving the theoretical of coefficient reaction and chemical calculating, so we known the constrictor reaction and calculating of mole and the mass of substances from reaction product.

Reaction between CuSO4 solution that has blue coloured with NaOH solution produce the substances that has blue variation coloured. The substances is Cu(OH)2 sediment and Na2SO4 solution that dissolved in the solutions. In this experiment, if the NaOH solution that we used is moreover less, so the product of solution filtrate will moreover transparent. Because NaOH solutions is a base and generally to neutralize the substances that occur wit NaOH solutions.

7. 1. 1st experiment

In this 1st experiment, the chemical reaction occur between 10 mL NaOH 0,5 M and 40 mL CuSO4 0,5 M. After CuSO4 solution mixed with NaOH solution, the colour of solutions changes to light blue and produce the sediment white coloured. Then after the sediment filtered, there is a filtrate of solution transparent light blue coloured and Cu(OH)2 sediment blue tosca coloured.

And after Cu(OH)2 sediment dry above the paper filter, Cu(OH)2 sediment weighing and lessned with the mass of paper filter that has been weighed. In this 1st experiment, paper filter has a mass 1,0569 grams and the Cu(OH)2 sediment that weighed above the paper filter has mass 1,2369 grams. So, the mass of Cu(OH)2 sediment that produced from the reactions between NaOH and CuSO4 in this 1st experiment is 0,1800 grams. Eventhough the theoretical mass that we get from the calculating result of the mass Cu(OH)2 sediment is 0,24825.

From the result of mass Cu(OH)2 sediment, there is result difference between the weighing and the calculating. The difference is 0,06825 or by the percent result is 72,50%. It show the mistake that happened when we doing the experiment. The difference mass occur because when we filtering the sediment, it can happened the Cu(OH)2 sediment dissolved in the solutions, so the mass of sediment decrease. And it can occur because when we dry the sediment, the soft sediment brought in the air.

7. 2. nd experiment

In this 2nd experiment, the chemical reaction occur between 30 mL NaOH 0,5 M and 20 mL CuSO­4 0,5 M. Mixture from two solutions produced the solutions blue and black coloured and produced the sediment blue and black coloured. After we filtering, the colour of filtrate solutions changes be transparent. And the sediment that produced is browny green coloured. And the colour of solutions and sediment before we filtering is darkness than occur in 1st experiment. It caused the volume of NaOH that mixed in this reaction more than in this 2nd experiment, there is 30 mL, eventhough in 1st experiment only 10 mL. And the colour of filtrate solutions that produced in this experiment is transparent, it caused NaOH remove the blue coloured of Cu(OH)2 that produced darkness too.

In this experiment, the paper filter that used is 1,0709 grams. Eventhough the mass Cu(SO)4 that filtered above the paper filter 1,6932 grams. So, the mass of Cu(OH)2 sediment in this 2nd experiment is 0,6223 grams. Eventhough the mass of Cu(OH)2 sediment in this 2nd experiment by calculatedis 0,74475 grams. So the mass of Cu(OH)2 sediment is 0,12245 grams. And the percent result in this 2nd experiment is 83,55%. Same as the 1st experiment, the difference between actually mass and theoretical mass caused by the mistake when we filtering and drying the sediment.

7. 3. rd experiment

In this 3rd experiment, trhe chemical reaction occur between 40 mL NaOH 0,5 M and 10 mL CuSO4 0,5 M. Mixture between two solutions is dark blue coloured, and same colour with the sediment that produced. After filtering, filtrate solutions be transparent coloured and the Cu(OH)2 sediment that produced is black and green coloured and darkness than Cu(OH)2 sediment in the 1st and 2nd experiment. It caused the NaOH that mixed more than in the 1st and 2nd experiment, there are 40 mL. It caused the filtrate solutions in this 3rd experiment is transparent than in the 1st and 2nd experiment.

Inthis 3rd experiment, paper filter that used has mass 1,0658 grams. Mass of Cu(OH)2 sediment in this experiment is 0,4439 grams. Eventhough mass of the sediment in theoretical by the calculating is 0,4965 grams. So, the mass of Cu(OH)2 is 0,0526 grams with the percent result is 89,40%. Same with the 1st and 2nd experiment, the difference between actually mass and theoretical mass caused by the mistake in the filtering or drying sediment processes.

From 1st, 2nd, and 3rd experiment, we can get that the 2nd experiment has a mass of sediment is thye biggest than the 1st or 3rd experiment. It caused NaOH that used to constrictor reagens in the 2nd experiment has a biggest total mole and influential in total mole of product that one of them is Cu(OH)2 sediment. Because total mole in proportion to the mass, if the total mole is grown up, so the mass grown up too. It caused the mass Cu(OH)2 sediment in the 2nd experiment is the biggest, then the 3rd experiment and the smallest is the 1st experiment.

VIII. Conclusion

From stoikiometri experiment that we done, it can concluded that:

1. The number of coefficient reaction can determine by stoikiometri experiment.

2. Reaction that occur between NaOH and CuSO4 is:

2 NaOH (aq) + CuSO4 (aq) à Na2SO4 (aq) + Cu(OH)2 (s)

3. Reaction between NaOH and CuSO4 produce the Cu(OH)2 sediment with the variation blue coloured. In the 1st experiment is blue tosca coloured, in the 2nd experiment is browny green coloured and in the 3rd experiment is black and green coloured.

4. The Cu(OH)2 sediment can be define the mass by experiment or calculate.

5. The relation between mole and coefficient reaction used to stoikiometri calculate, for example constrictor reaction.

6. Mass, volume and temperature is a chemical properties that can we see.

7. If the additional NaOH is grown up, it caused the colour of Cu(OH)2 sediment that produced is darkness and the filtrate solutions lightness (transparent).

8. The biggest mass of sediment is in the 2nd experiment, because NaOH as a reagens constrictor has a biggest total mole that cause mole product grown up.

9. Mole (n) proportion to the mass, so the mass of Cu(OH)2 sediment in the 2nd experiment is the biggest.

10. Actually mass (experiment) smallest than calculate mass (theoretical). The difference caused by the mistake:

ü When the filtering processes, the small sediment brought in the filtrate solutions.

ü When the drying processes before weighing, the small sediment that has been dry brought in the air or maybe to undergo oxidize reaction.

Reference Book

Brady, James. E. 1998. Kimia Universitas Asas dan Struktur Edisi Kelima Jilid Satu. Jakarta: Binarupa Aksara.

Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid Satu. Jakarta: Erlangga.

Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia. Bandung: Penerbit ITB.

Svehla, G. 1985. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Bagian I Edisi Kelima. Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.

Tritiyatma&Yusmaniar. 2008. Buku Petunjuk Praktikum Kimia Dasar I. Jakarta: UNJ.

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Shinee - Minho